Tuesday, September 4, 2012

KRI-MH : IMAN & TAQWA

Bismillahirahmanirrahim.
KRI-MH : Dai'e FB @04092012
By : Mujahidah Hafizah.
________
Taqwa=Takut.
*jika kita takut pada sesuatu kita kan berjaya melepasi sesuatu, berjaya melepasi halangan beribu-ribu batu.

Analoginya:
Jikalau kita takut dikejar anjing,Kita akan dapat berlari dan melompat pagar(halangan) yg tingginya tidak mungkin dilepasi jika tanpa perasaan takut itu.

Maka, sekiranya takut itu diberikan kepada takut kepada Allah,maka kita kan berjaya melepasi halangan dunia ini untuk menggapai nikmat syurga Allah dan paling berkehendak untuk melihat Allah.

*TAKUT juga tidak dapat dipisahkan dengan YAKIN.
bermakna TAQWA juga tidak bermakna tanpa IMAN<3=)



***
MAKSUD TAQWA:-

# TAQWA menurut Sayyidina Ali Bin Abi Thalib K.W:-
Suatu hari, seorang sahabat bertanya kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib k.w. tentang apa itu taqwa. Beliau menjelaskan bahwa taqwa itu adalah :

1. Takut (kepada Allah) yang diiringi rasa cinta, bukan takut karena adanya neraka.

2. Beramal dengan Alquran yaitu bagaimana Alquran menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia.

3. Redha dengan yang sedikit, ini berkaitan dengan rezeki. Bila mendapat rezeki yang banyak, siapa pun akan redha tapi bagaimana bila sedikit? Yang perlu disedari adalah bahawa rezeki tidak semata-mata yang berwujud uang atau materi.

4. Orang yg menyiapkan diri untuk “perjalanan panjang”, maksudnya adalah hidup sesudah mati.

# TAQWA menurut Imam Al-Hasan Al-Bashri:-
Al- Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa taqwa adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah, dan menunaikan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah. Taqwa juga bererti kewaspadaan, menjaga benar-benar perintah dan menjauhi larangan.

# TAQWA menurut Ubay nin Ka'ab:-
Seorang sahabat Rasulullah SAW, Ubay bin Ka’ab pernah memberikan gambaran yang jelas tentang hakikat taqwa. Pada waktu itu, Umar bin Khaththab bertanya kepada Ubay tentang apa itu taqwa. Ubay balik bertanya : “Apakah Anda tidak pernah berjalan di tempat yang penuh duri?” Umar menjawab : “Ya.” Ubay bertanya lagi : “Lalu Anda berbuat apa?” Umar menjawab: “Saya sangat hati-hati dan bersungguh-sungguh menyelamatkan diri dari duri itu.” Ubay menimpali : “Itulah (contoh) taqwa.”

Menghadapi duri di jalanan saja sudah takut, apalagi menghadapi siksaan api neraka di akhirat kelak, seharusnya kita lebih takut lagi. Permasalahan yang dihadapi biasanya adalah “duri” semacam apakah yang dihindari oleh orang-orang bertaqwa itu dan sejauh manakah kita mampu untuk menghindari “duri” itu.

***
*Syekh Abdul Qadir pernah memberikan nasihat :

”Jadilah kamu bila bersama Allah tidak berhubungan dengan makhluk dan bila bersama dengan makhluk tidak bersama nafsu. Siapa saja yang tidak sedemikian rupa, maka tentu ia akan selalu diliputi syaitan dan segala urusannya melewati batas.”

Seseorang yang bertaqwa akan meninggalkan dosa-dosa, baik kecil maupun besar. Baginya dosa kecil dan dosa besar adalah sama-sama dosa. Ia tidak akan memandang remeh dosa-dosa kecil, kerana gunung yang besar tersusun dari batu-batu yang kecil (kerikil). Dosa yang kecil, jika dilakukan terus-menerus akan berubah menjadi dosa besar.

Tidak hanya hal-hal yang menyebabkan dosa saja yang ditinggalkan oleh orang-orang bertaqwa, hal-hal yang tidak menyebabkan dosa pun, jika itu meragukan, maka ditinggalkan pula dengan penuh keikhlasan.

*Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyatakan bahwa orang bertaqwa adalah orang yang telah menjadikan tabir penjaga antara dirinya dan neraka. Pernyataan ulama besar salaf ini memiliki kandungan yang lebih spesifik lagi. Orang bertaqwa berarti dia telah mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan Allah murka dan menghukumnya di neraka. Selain itu, ia juga harus mengetahui batasan-batasan (aturan-aturan) Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya.

Di sinilah peran penting dari perintah Rasul SAW untuk menuntut ilmu dari mulai lahir hingga liang lahad. Ketaqwaan sangat memerlukan landasan ilmu yang benar dan lurus, sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT sangat mencela kepada orang-orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan tentang batasan-batasan yang telah disampaikan kepada Rasul-Nya. Hal ini sejalan pula dengan firman Allah bahwa Alah akan meninggikan orang-orang berilmu beberapa darjat.

Dalam perjalanan meraih darjat taqwa diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk melawan hawa nafsu, bisikan syaithaniyah yang sangat halus dan sering membuat manusia terpedaya. Sikap istiqamah dalam memegang ajaran Allah sangat diperlukan guna menghantarkan kita menuju darjat taqwa.

Mari menjadi hamba<3!

2 comments:

RuMaH TuA said...

Kita datang pada Allah dengan iman yakin yang sempurna,
Insyaallah syurga Allah janji Dia.

Kita datang pada Allah dengan dosa yang tak terkira tapi iman yakin sempurna,
Allah bakar dalam neraka Dia.
Kemudian akan letak juga dalam syurgaNya.

Tetapi andai datang kepada Allah dengan iman yakin yang cacat,
Neraka buat dia selama-lamanya...

~Sama berusaha untuk iman yakin yang semppurna~


---------------

Selamat Hari Raya ija...
Maaf Zahir Batin...
Taqabballahu minna wa minkum...


Moga Allah kasih dirimu sahabatku. ^^,

Unknown said...

Terima kasih Ukhti:) lama x menjejaki ukhti..sihat ke?
doakan ana disini kuat menharungi dunia mencabar ini.
iman & taqwa xdpt dipisahkan.org yg benar2 beriman dengan sesuatu akan patuh pada sesuatu yg dipercayai dan takuti:D

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Selamat Berjuang