Tuesday, July 2, 2013

Art is about Historical and Confidential.

Selamat Bertandang Rumah Online KNMH

Art is about Historical and Confidential.

* * *
Meneliti beberapa perkembangan sejarah dalam seni itu sendiri,saya masih tercari-cari kesimpulan yang tepat untuk dikonklusikan agar ianya jelas menjadi fakta.Fakta yang bakal ditingalkan menjadi sejarah dikemudian hari.

Koreksi dari lapangan membuatkan sejarah seni itu tidaklah hadir kerana budaya ikut-ikutan sahaja, tetapi ianya hadir kerana budaya kecintaan kepada kecantikan itu sendiri.

Mengolah maksud seni secara bahasa dan praktikal sahaja di kala ini,bagi saya amat memberatkan.Malah terlalu banyak olahan yang diperlukan untuk mengenalpasti asal usul setiap tujah keseniannya.

In sya Allah,dengan ini saya akan berdiri dengan nama pelajar Islam.Akan membawa hujah dan dimensi yang diinovasi dari celupan Islam,Barat,Timur,dan seluruh agama yang tersebar diseluruh pelusok bumi ini.

Berbekal ilmiyah yang dibentangkan dalam bidang kajian epistomologi berkaitan agama,in sya Allah ianya sedikit sebnayak membantu saya mengenalpasti puak dan kegiatan sosio-kemsyarakatan yang berupaya mengetengahkan seni dalam kebudayaan tersebut.

Semoga, kajian luar lapangan ini sedikit sebanyak membantu saya sendiri menolak hujah kolot yang pernah dikeluarkan kepada saya satu ketika dahulu mengenai seni berikutan saya ini adalah pelukis sambilan.Besar harapan saya untuk mengetengahkan seni secara terbuka dan mudah difahami secara abstrak dan objektif dengan pandangan yang sangat positif akan datang.

Mudah-mudahan Allah memudahkan urusan saya dalam menyelesaikan kajian  ini dengan bantuan dan 'tembakan' doa individu yang  berkasih sayang kerana Allah.

Amin.
Terima Kasih.

Pelukis amatur,
Dai'eArt Loivart
( 1 Julai 2013 )

* * *
Sumber : http://danusiri.dosen.unimus.ac.id/materi-kuliah/fbba/pandangan-islam-tentang-seni/

 slogan “Seni Untuk Seni”. Dengan slogan ini dimaksudkan bahawa keindahan sebagai produk seni, adalah kualitas seni yang khusus. Ia adalah nilai dasar yang absolut, menyeluruh dan tertinggi. Nilai-nilai lain seperti kebenaran dan kebaikan berada di bawahnya atau malah sama sekali tidak relefan. Di dalam panggung kehidupan, seni memiliki daerahnya sendiri, mempunyai tujuannya sendiri, tidak mempunyai misi yang harus dipenuhi kecuali membangkitkan jiwa sang kontemprator untuk menciptakan sensasi-sensasi keindahan tertinggi. Moralitas, instruksi, uang, dan populalaritas tidak boleh menjadi tujuan seni, tetapi malah merendahkan nilai artistik sesuatu seni (Syarif, l984 : 115).
* * *
Manusia tidak bisa diseragamkan dalam paham seni. Justru kebanyakan manusia tidak sadar akan dunia seni atau malah tidak menyadarkan diri akan dunia seni.

* * *
Seni bagi kebanyakan orang adalah komoditas mewah. Orang-orang semacam ini biasanya dalam penghayatan agama juga terbatas pada aturan-aturan pokok kehidupan agama seperti pelaksanaan ritus dalam Islam. Agama, dalam kasus Islam dilihat melalui tolok ukur wajib-haram, sunnah-makruh, dosa-memperoleh pahala, ketika melihat patung naturalis bugil di pusat keramaian, tidak dipandang sebagai karya seni yang indah, melainkan dihukumi haram, dosa, dan membinatangkan manusia.
Jadi, sebenarnya doktrin seni untuk seni bukanlah sesuatu yang ideal.justru ditentukan oleh persoalan-persoalan eksternal non seni, seperti etika jika harus dihadapkan dengan etika sebagai lawan seni.  Seni menjadi sesuatu yang menentang kodrat Ilahi.
* * *
seniman yang menjunjung tinggi doktrin “seni untuk seni” hingga tahap menepikan filsafat dan agama menurut pandangan Islam seni itu adalah seni syetan.
* * * 
Faedah falsafat 'Seni Untuk Seni' :
manfaatnya dari doktrin seni untuk seni sebenarnya masih ada, tetapi amat terbatas dan sifatnya terapiutik yang dalam hasanah Froedian termasuk orang-orang gila yang asyik dengan dunianya sendiri dan tidak hirau dengan dunia sekelingnya. Segi positif yang lain adalah karya ciptaannya selalu fres, orisinal, dan kreatif karena anti naturalisme.  .
* * *
" Seni Untuk sesuatu "

Keluasan jangkauan Islam ini diakui juga oleh Orientalis seperti H.A.R. Gibb dengan pernyataannya: “Islam is much more than system of theology. It is a complite civilization”. Noor Cholish Madjid menyatakan Islam sebagai agama doktrin dan peradaban. Point yang diperoleh dari premis ini adalah Islam mengandung soal seni. Kandungan ini amat kecil barangkali sehingga amat samar dan akibatnya sulit memotret secara jelas apa itu seni Islam, bagaimana umat Islam mengapresiasi kesenian yang semuanya menjadi wacana yang hangat yang secara keseluruhan atau sekurang-kurangnya secara mayor mencurigai seni.
Bolehlah dikatakan bahwa Islam ‘ya’ terhadap seni, tetapi seperti apa ? Jawaban pertanyaan ini dapat dijelaskan dalam dua level, operasional dan konsepsional tentang seni.
* * *
Essensi tauhid adalah meng-Esa-kan Tuhan, bukan hanya dalam level keyakinan, melainkan total kehidupan. Karena itu, fenomena apa pun yang berlabel Islam pasti dan harus berasal, beroperasional, dan bermuara pada tauhid.
* * * 
Penjelasan daripada kenyataan Hadis ;
Seandainya berkarya seni patung naturalisme harus ditetapkan putusan hukumnya, haram itulah penetapannya karena (1) Allah dan Rasulullah melaknat, (2) Allah dan Rasulullah memberi ancaman siksaan besok di hari akhir, (3) Rasulullah sama sekali tidak pernah melakukannya. Sesuatu diharamkan itu karena mengandung mad}arat bagi pelaku yang diputusi haram. Jika tidak pernah melakukannya justru memperoleh manfaat, sekalipun bersifat janji-janji eskatologis. Tetapi, di dalam proses penetapan hukum dalam Islam itu berlaku kaidah bahwa, “Hukum itu tergantung pada ‘illat ; sebab, konteks, alasannya: إن الاحكام تناط بالعلة  (Zahra, 1958 : 224,250). 
* * * 
Takrifan 'Seniman Sejati' :
seniman sejati dalam pandangan Islam adalah seniman yang berkarya dengan dilandasi kesadaran bertuhan; tangannya digerakkan oleh Tuhan karena pribadinya telah menyatu dengan Tuhan dan hasil karyanya, tidak hanya menyenangkan karena ini hanya efek karya seni, melainkan untuk rahmat bagi kemanusiaan. Seniman yang egois dan tidak peka terhadap persoalan kemanusiaan adalah menyalahi kodrat dirinya sebagai wakil Tuhan di muka bumi ini, yaitu memakmurkannya.
* * * 
" Master Piece "

Menjawab bahawa semua karyanya adalah Master Piece karena ia bekerja atas dorongan iman. Untuk itulah ia berkata: “Sesederhana apapun, ciptaan Tuhan itu indah, dan setiap sentuhan tanganku dalam bentuk apapun adalah seni yang merupakan karunia-Nya”. Inilah barangkali rahasianya, ia tidak menganut paham seni untuk seni, melainkan seni untuk sesuatu karena datangnya dari Allah. Sementara Allah mengamanatkan pada manausia supaya menebarkan kemakmuran di bumi.Untuk itu,  perlu ada keterpaduan antara seniman, pengusaha, dan pencinta seni, kata Panoet Harsono, ( seorang yang pernah menjadi orang nomor satu di Bank Penbangunan Daerah Jawa Tengah.)



No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Selamat Berjuang