*****************
Telah Datang Zamannya
Ustaz Abdul Hakim Amir Abdat
Dari Muththalib bin Hanthab, seorang Tabiin terpercaya, Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari perintah-perintah Allah kepada kalian, melainkan telah aku perintahkan kepada kalian. Begitu pula tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari larangan-larangan Allah kepada kalian melainkan telah aku larang kalian darinya. [Riwayat Imam asy-Syafii dalam kitab ar-Risalah (hal. 87-93 no. 289), tahqiq Syaikh Ahmad Muhammad Syakir rahimahullahu, al-Baihaqi (VII/76). Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahihah (no. 1803).]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya kedudukanku terhadap kalian seperti kedudukan seorang ayah, aku mengajari kalian semua.[HR. Abu Dawud (no. 8) dan lainnya.]
Dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah berdiri di hadapan kami (berkhutbah), tidaklah beliau Shallallahu alaihi wa sallam tinggalkan sesuatu pun juga di tempatnya itu (tentang peristiwa-peristiwa) yang akan terjadi sampai hari Kiamat melainkan beliau menceritakannya kepada kami. Akan hafal orang yang hafal dan akan lupa orang yang lupa...[HR. Al-Bukhari (no. 6604), Muslim (no. 2891 (23)), Abu Dawud (no. 4240) dan al-Hakim (IV/487), lafazh ini milik Muslim dari Shahabat Hudzaifah]
Dari Abu Zaid (yaitu Amr bin Akhthab Radhiyallahu anhu), Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam shalat Shubuh berjamaah (mengimami) kami, lalu (setelah shalat) beliau naik ke mimbar dan berkhutbah kepada kami sampai tiba waktu shalat Zhuhur. Maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam turun dari mimbar dan shalat berjamaah (mengimami) kami. (Setelah shalat) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam naik (lagi) ke mimbar dan berkhutbah kepada kami sampai tiba waktu shalat Ashar, maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam turun dari mimbar dan shalat berjamaah (mengimami) kami. (Setelah shalat) kemudian Nabi Shallallahu alaihi wa sallam naik ke mimbar lagi dan berkhutbah kepada kami sampai saat matahari terbenam. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam mengkhabarkan kami tentang apa-apa saja yang sudah terjadi dan yang akan terjadi. (Abu Zaid) berkata, Orang yang paling mengetahui adalah orang yang paling hafal di antara kami[HR. Muslim (no. 2892), al-Hakim (IV/487) dan Ahmad (V/341) dari Shahabat Amr bin Akhthab Radhiyallahu anhu]
Umar Radhiyallhu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaijhi wa sallam pernah berdiri (khutbah) di hadapan kami, lalu menceritakan kepada kami tentang awal penciptaan makhluk sampai penghuni Surga memasuki tempatnya dan penghuni Neraka memasuki tempatnya. Telah hafal orang yang menghafalnya dan telah lupa orang yang melupakannya[HR. Al-Bukhari (no. 3192)]
Dari Mughirahzbahwa dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berdiri di antara kami pada suatu tempat, kemudian menceritakan tentang apa yang terjadi pada umatnya sampai hari Kiamat. Telah hafal orang yang menghafalnya dan telah lupa orang yang melupakannya.[Riwayat Ahmad (IV/254) dan ath-Thabrani dalam Mujamul Kabir (XX/441 no. 1077) dan pada sanad hadits ini terdapat periwayat yang lemah, Amr bin Ibrahim bin Muhammad, akan tetapi hadits ini memiliki beberapa penguat, yaitu hadits-hadits yang sebelumnya, sehingga derajat hadits ini naik menjadi hasan. Lihat Majmauz Zawaa-id (VIII/264).]
Dari Iyadh bin Himar al-Mujasyiiy Radhiyallahu anhu , bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda pada suatu hari dalam khutbahnya, Ketahuilah sesungguhnya Rabb-ku telah menyuruhku untuk mengajarkan kalian hal-hal yang kalian tidak mengetahuinya, dari apa-apa yang Dia telah mengajarkannya kepadaku hari ini . [HR. Muslim (no. 2865 (63)) dan Ahmad (IV/162, 266 ).]
"Sesungguhnya sebagian tanda-tanda hari kiamat, ilmu dipelajari dari asaghir" (H/R Ibn Mubarak dan At-Tabrani)
Asaghir = Ahli Bidaah
Pembahasan :
1. Apa yang dimaksudkan bidaah?
2. Siapakah ahli bidaah?
Dalam hadits-hadits shahih Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam pun telah memperingatkan kita agar waspada dan menjauhkan diri dari bidah, serta beliau menjelaskan bahwa bidah itu sesat. Hal itu dimaksudkan menjadi peringatan bagi umatnya agar mereka menjauhinya dan tidak mengerjakannya, karena bidah itu mengandung bahaya yang sangat besar. Antara lain, diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda (artinya): "Barangsiapa mengada-adakan (sesuatu hal baru) dalam urusan (agama) kami, yang bukan merupakan ajarannya, maka akan ditolak".
Dalam riwayat Muslim disebutkan (artinya): "Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang tidak kami perintahkan, maka (perbuatan) itu tertolak".
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Jabir Radhiyallahu Anhu, katanya (artinya): "Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam pernah menasehati kami dengan nasehat yang amat menyentuh, hati menjadi bergetar dan air mata berlinang karenanya. Maka kami berkata kepada beliau : "Wahai Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, seakan-akan nasehat ini seperti nasehat orang yang akan berpisah, maka wasiatkanlah kepada kami". Beliau pun bersabda : "Aku wasiatkan kepada kalian agar selalu bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Taala, serta patuh dan taat. Walaupun orang yang memerintah kalian itu seorang hamba (budak). Karena, sesungguhnya barangsiapa di antara kalian masih hidup akan menjumpai banyak perselisihan. Maka berpegang teguhlah kalian pada sunnahku dan sunnah para khulafa rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. Peganglah dan gigitlah dengan gigi gerahammu. Dan jauhilah hal-hal baru (dalam agama), karena setiap hal baru itu bidah, dan setiap bidah adalah sesat"." (Hadits riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dan masih banyak hadits-hadits yang semakna dengan ini.
Para sahabat Radhiyallahu Anhum dan salaf shaleh juga telah memperingatkan kita agar waspada terhadap bidah serta menjauhinya. Hal itu, tiada lain, karena bidah merupakan tindakan menambahi agama dan syariat yang tidak diperkenankan oleh Allah Subhanahu wa Taala, yaitu kaum Yahudi dan Nasrani, dalam tindakan mereka menambahi agama dan mengadakan hal-hal baru yang tidak ada dasar perintahnya dari Allah Subhanahu wa Taala. Selain itu, berbuat bidah berarti menuduh agama Islam kurang lengkap dan tidak sempurna. Ini jelas merupakan kebatilan besar dan kemungkaran keji, serta bertentangan dengan firman Allah Azza wa Jalla (artinya): " Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu,". (Al-Maidah : 3).
Juga bertentangan dengan hadits-hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam yang memperingatkan kita dari perbuatan bidah dan agar menjauhinya.
Firman Allah Subhanahu wa Taala (artinya): " Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu sebagai agama bagimu ". (Al-Maidah : 3)
Dalam riwayat Muslim disebutkan (artinya): "Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang tidak kami perintahkan, maka (perbuatan) itu tertolak".
Apabila telah diberi peringatan tentang amalan yang tidak sesuai dengan tuntunan sunnah Nabi, tetapi berkeras mempertahankan bidaahnya, maka dia layak digelar Ahli Bidaah (pakar bidaah).Dalam hadist shahih dari Abdullah bin Amr bin Ash, ia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda :
Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu begitu saja dari manusia setelah memberikannya kepada mereka. Akan tetapi Allah mencabut ilmu tersebut dari mereka dengan mematikan ulama berserta ilmu mereka, lalu tinggallah orang-orang jahil yang dimintai fatwa, kemudian mereka pun berfatwa dengan pendapat akal mereka, maka (jadilah) mereka itu tersesat lagi menyesatkan.(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Hadist no. 100, dan 7307).
"Kalian akan benar-benar mengikuti sunnah-sunnah (jalan hidup) orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sehingga andai mereka memasuki lubang biawak, maka kalian pun mengikuti mereka". Kami (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah mereka adalah orang-orang Yahudi, dan Nashrani". Beliau menjawab, "Siapa lagi kalau bukan mereka". [HR. Al-Bukhari (3456) dari Abu Said Al-Khudri -radhiyallahu anhu-]".[Lihat Al-Ibda fi Madhorril Ibtida (hal. 254-255)]
"Sesungguhnya orang yang rosak dari ULAMA kita, maka padanya ada penyerupaan terhadap yahudi. Dan orang yang rosak dari kalangan AHLI IBADAH kita maka
padanya ada penyerupaan dengan nashrani." (Dinukil dari Kitab Iqtidha Shirathil
Mustaqim oleh Syeikhul Islam 1/68 )
"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut". [HR. Abu Daud dalam Sunan-nya (4031) dan Ahmad dalam Al-Musnad (5114, 5115, & 5667), Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (19401 & 33016), Al-Baihaqiy dalam Syuab Al-Iman (1199), Ath-Thobroniy dalam Musnad Asy-Syamiyyin (216), Al-Qudhoiy dalam Musnad Asy-Syihab (390), dan Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhob (848). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Musykilah Al-Faqr (24)].
Dari Hudzaifah bin Yaman berkata, Adalah manusia ( para sahabat ) bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan, daku bertanya tentang kejelekan karena takut akn menimpaku, aku bertanya, Wahai Rasulullah ! Dahulu kita dalam masa jahilliyah dan kejelekan, lalu Allah menganugerahkan kebaikan ini kepada kita, apakah setelah kebaikan ini akan ada kejahatan ? Beliau menjawab, Ya .
Aku berkata , apakah setelah kejahatan tadi akan ada kebaikan?
Beliau menjawab, Ya, tetapi padanya terdapat kekaburan asap .
Aku berkata, apa kekaburan asapnya?
Beliau menjawab, Suatu kaum yang MENGAMBIL SUNNAH BUKAN SUNNAHKU dan berakhlak bukan akhlakku, engkau MENGETAHUI dan MENGINGKARI MEREKA
Aku berkata, Setelah kebaikan tadi apakah ada kejahatan?
Beliau menjawab Ya, para DA'I YANG BERADA DI PINTU-PINTU JAHANNAM, barangsiapa yang memenuhi seruan mereka, niscaya mereka akan mencampakkannya ke dalam neraka.
Aku berkata : Ya Rasulullah! Beritahu kami sifat mereka!
Beliau menjawab: Mereka adalah dari kulit kita, dan berbicara dengan bahasa kita.
Aku berkata Apa yang engkau perintahkan padaku apabila hal itu menimpa diriku?
Beliau menjawab Bergabunglah dengan rombongan kaum muslimin dan imam mereka!
Aku bertanya Bagaimana kalau mereka tidak memiliki jemaah/ rombongan dan imam?
Beliau menjawab, Tinggalkanlah semua golongan sekalipun engkau harus menggigit akar pohon sehingga maut menjemputmu dalam keadaan seperti itu.
(HR. Bukhari no 3606 dan Muslim 1847)
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, Akan datang pada manusia tahun-tahun yang menipu, orang yang berdusta dianggap jujur, yang jujur dianggap dusta. Orang yang khianat dianggap amanah dan yang amanah dianggap khianat, dan Ruwaibidhoh berbicara Dikatakan , Apa maksud Ruwaibidhoh? Beliau menjawab, Orang pandir yang berbicara masalah ummat. (HR. Ibnu Majah, Al Hakim dan Ahmad)
Jika kamu telah berjual beli dengan sistem "baiiul 'innah" [1]memegang ekor sapi dan ridho dengan pekerjaan bertani serta meninggalkan jihad (dijalan Allah), niscaya Allah akan menjadikan kehinaan menguasai kamu, Dia tidak akan mencabutnya dari kalian, hingga kalian kembali kepada agamamu" [2]
----------------------------------------------------------
Footnote/nota kaki:
[1] Baii'ul 'inah (jual beli 'inah) yaitu menjual suatu barang kepada seorang dengan cara menghutangkannya untuk jangka waktu tertentu, dan barang tersebut diserhakan kepadanya, kemudian sipenjual membelinya kembali dari pembeli secara kontan dengan harga yang lebih murah, sebelum menerima pembayaran dari si pembeli tersebut [Lihat 'Aunul Ma'bud 9/242, Silsilah al-Ahadiiits ash-Shahihaah I hal.42]
[2] Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, jilid I hal.42 No.11
'Suatu masa nanti akan berkumpul umat-umat (orang kuffar) untuk mengelilingi kalian, sebagaimana orang-orang yang makan berkumpul menghadapi piringnya'. Mereka berkata : Apakah pada saat itu kami sedikit wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : 'Tidak, pada saat itu kalian banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan, dan Allah akan menghilangkan rasa takut dari dada-dada musuh kalian kepada kalian, dan Allah akan menimpakan pada hati kalian penyakit Al-Wahn'. Mereka berkata : Apakah penyakit Al-Wahn itu wahai Rasulullah?. Beliau menjawab :'Cinta dunia dan takut akan mati". [Haadits Shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud (4297), Ahmad (5/287), dari hadits Tsaubah Radhiyallahu anhu, dan dishahihkan oelh Al-Albani dengan dua jalannya tersebut dalam As-Shahihah (958)]
والله اعلم بصواب
No comments:
Post a Comment