Proses " ta’aruf " merupakan suatu proses awal menuju proses selanjutnya, yaitu khitbah dan akhirnya sebuah pernikahan.
Ya rijal (lelaki), pikirkanlah baik-baik, matang-matang, dan masak-masak sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya.
Mengertilah keadaan nisa' (perempuan). Kamu semua tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Mereka mudah sekali terbawa perasaan. Disedari atau tidak, diakui atau tidak, nisa' ini adalah makhluk yang sangat mudah sekali perasan, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih.
Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan solih seperti kamu semua, tak ada alasan bagi an-nisa' untuk menolak. Kerana jika mereka menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada.
Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri kamu, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati kamu (ikhlas)?
Apakah kamu sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati?
Apa kamu benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan?
Sekali lagi, berhati-hatilah dengan kata ta’aruf. Kerana ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan.
No comments:
Post a Comment